Ini adalah sedikit cerita dari sebuah perjalanan kecil yang saya lakukan
bersama dengan 2 kawan saya (dua-duanya manusia) yg kebetulan pada saat
itu lagi pada ga ada kerjaan dan lalu kita memutuskan untuk kemping
ceria di atas Gunug Tilu, salah satu gunung yg terdapat di kawasan Gambung gunungnya tidak terlalu tinggi, tapi lebih tinggi dari "gunung kembar"
hahahaha. Oke, tanpa berlama-lama lagi kita langsung aja simak
ceritanya, inilah dia......
Foto diatas adalah foto dari menu makan malam kami di puncak Gunung Tilu
pada kamis malam tepatnya tanggal 11, bulan 11, tahun 2011, menunya
biasa saja, hanya
nasi liwet, ikan asin, jengkol, dan sambel, tp menu ini sangat sangat
istimewa sekali untuk kami pada malam itu, bahkan sepertinya lebih
nikmat dari menu2 makan malam ala chef terkenal seperti Rudi Khoerudin
atau Fara Quint (walaupun belum pernah nyoba masakan mereka heheh....)
Ok,
sekarang saya tidak akan membahas masalah menu masakan atau daftar nama
chef terkenal, tp saya hanya ingin sedikit berbagai tentang apa yg saya
dan 2 orang teman saya alami saat pergi berlibur ke puncak gunung tilu
kemaren malem, ketika kami bertiga merasakan sensai yg luar biasa
(lebay) ketika tiba dipuncak apalagi pas makan (iy lah, udah laper bgt)
tp bukan itu jg intinya "lha, terus apa dong om?" hahaha
Saya
merasakan nikmat yg luar biasa dari hasil proses yg dijalani, di awali
dengan mempersiapkan segala kebutuhan untuk di hutan (sempet jg bikin
kompor dadakan yg mengadopsi atau tepatnya nurutan "trangia" haha),
dilanjutkan dengan menempuh perjalanan selama hampir 3 jam. Sepanjang
perjalanan, sang kabut terus hadir tanpa bosan dan membuat kami tidak
bisa melihat dengan jelas dalam jarak 2 meter (untung ga 2 cm), ditambah
dengan suhu yg dingin menusk tulang ekor "ya iy lah, namanya jg di
gunung mas!" dan bahkan mental sempet ngedrop gara2 mendengar suara yg
cukup menyeramkan seperti suara jangkrik, burung, ranting jatuh, angin,
dan semut "lho?" ditambah beberapa kali sempet bingung ngambil jalan
gara2 kabut yg sangat tebal dan sadis malam itu.
Dan
setelah berjalan hampir tiga jam dan beberapa kali berhenti istirahat
akhirnya kami tiba dipuncak dengan kondisi sehat wal'afiat namun
kelelahan hehehe... Tanpa pikir panjang kami langsung mendirikan tenda
dan sebagian mempersiapakan kompor dan bahan2 makanan untuk dimasak,
(sebelm masak nasi, masak aer dulu buat ngopi) dan akhirnya tiba saatnya
untuk MAKAN MALAM, dan disinlah kami merasakan kenikmatan yg tidak
dapat di ucapkan dengan kata2 (haha lebay, padahal dari tadi berkata2)
ditmbah pas lagi makan, kabut perlahan turun dan menghilang, diganti
dengan cahaya sinar rembulan "full moon" yg menyulap pemandangan sekitar
menjadi benar2 indah :)
Jadi,
dengan cerita ini saya hanya ingin berbagai, sesuatu yg dihasilkan
melalui proses akan sangat lebih indah dibanding yang dihasilkan melalui
cara yang instan :) so, keep our spirit guys! hehehe oh iy, satu lagi,
JANGAN CUMAN NGEJAR SENSASI DOANG, KARENA BAGAIMANAPUN, ESESNSI ITU LEBIH PENTING DARIPADA CASING!!! (tetep) ahahahaha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar