Selasa, 30 Oktober 2012

11 11 11

Ini adalah sedikit cerita dari sebuah perjalanan kecil yang saya lakukan bersama dengan 2 kawan saya (dua-duanya manusia) yg kebetulan pada saat itu lagi pada ga ada kerjaan dan lalu kita memutuskan untuk kemping ceria di atas Gunug Tilu, salah satu gunung yg terdapat di kawasan Gambung gunungnya tidak terlalu tinggi, tapi lebih tinggi dari "gunung kembar" hahahaha. Oke, tanpa berlama-lama lagi kita langsung aja simak ceritanya, inilah dia......
 
Foto diatas adalah foto dari menu makan malam kami di puncak Gunung Tilu pada kamis malam tepatnya tanggal 11, bulan 11, tahun 2011, menunya biasa saja, hanya nasi liwet, ikan asin, jengkol, dan sambel, tp menu ini sangat sangat istimewa sekali untuk kami pada malam itu, bahkan sepertinya lebih nikmat dari menu2 makan malam ala chef terkenal seperti Rudi Khoerudin atau Fara Quint (walaupun belum pernah nyoba masakan mereka heheh....)

Ok, sekarang saya tidak akan membahas masalah menu masakan atau daftar nama chef terkenal, tp saya hanya ingin sedikit berbagai tentang apa yg saya dan 2 orang teman saya alami saat pergi berlibur ke puncak gunung tilu kemaren malem, ketika kami bertiga merasakan sensai yg luar biasa (lebay) ketika tiba dipuncak apalagi pas makan (iy lah, udah laper bgt) tp bukan itu jg intinya "lha, terus apa dong om?" hahaha

Saya merasakan nikmat yg luar biasa dari hasil proses yg dijalani, di awali dengan mempersiapkan segala kebutuhan untuk di hutan (sempet jg bikin kompor dadakan yg mengadopsi atau tepatnya nurutan "trangia" haha), dilanjutkan dengan menempuh perjalanan selama hampir 3 jam. Sepanjang perjalanan, sang kabut terus hadir tanpa bosan dan membuat kami tidak bisa melihat dengan jelas dalam jarak 2 meter (untung ga 2 cm), ditambah dengan suhu yg dingin menusk tulang ekor "ya iy lah, namanya jg di gunung mas!" dan bahkan mental sempet ngedrop gara2 mendengar suara yg cukup menyeramkan seperti suara jangkrik, burung, ranting jatuh, angin, dan semut "lho?" ditambah beberapa kali sempet bingung ngambil jalan gara2 kabut yg sangat tebal dan sadis malam itu.

Dan setelah berjalan hampir tiga jam dan beberapa kali berhenti istirahat akhirnya kami tiba dipuncak dengan kondisi sehat wal'afiat namun kelelahan hehehe... Tanpa pikir panjang kami langsung mendirikan tenda dan sebagian mempersiapakan kompor dan bahan2 makanan untuk dimasak, (sebelm masak nasi, masak aer dulu buat ngopi) dan akhirnya tiba saatnya untuk MAKAN MALAM, dan disinlah kami merasakan kenikmatan yg tidak dapat di ucapkan dengan kata2 (haha lebay, padahal dari tadi berkata2) ditmbah pas lagi makan, kabut perlahan turun dan menghilang, diganti dengan cahaya sinar rembulan "full moon" yg menyulap pemandangan sekitar menjadi benar2 indah :)

Jadi, dengan cerita ini saya hanya ingin berbagai, sesuatu yg dihasilkan melalui proses akan sangat lebih indah dibanding yang dihasilkan melalui cara yang instan :) so, keep our spirit guys! hehehe oh iy, satu lagi, JANGAN CUMAN NGEJAR SENSASI DOANG, KARENA BAGAIMANAPUN, ESESNSI ITU LEBIH PENTING DARIPADA CASING!!! (tetep) ahahahaha

Tidak ada komentar:

Posting Komentar